Minggu, 30 Oktober 2011

Meningkatkan Motivasi Belajar Anak

Pada jaman sekarang banyak sekali terjadi kekerasan terhadap anak didik. Salah satu penyebab kekerasan ini, karena anak tidak "taat / menurut" pada perintah guru. Banyak guru yang beranggapan, dengan dibentak, dipukul, dihukum, disetrap, dll anak akan menjadi takut dan nurut / taat pada apa kata guru.
Benarkah demikian????

Fakta yang terjadi saat ini adalah, hampir semua orang tua ingin agar anaknya sukses di sekolah. Bahkan sebagian besar orang tua menerapkan jurus-jurus ampuh pada anaknya yang dulu pernah dipakai semasa sekolah. Misalnya, ikut bermacam-macam les (matematika, bahasa inggris, musik, dll).  Dalam istilah kerennya, anak "dikarbit": dengan harapan, anak karbitan ini kemampuannya akan sama atau melebihi orang tuanya.
Benarkah dengan mengikuti bermacam-macam les, anak menjadi sukses???? Apakah anak bisa bertahan dengan mengikuti bermacam-macam les atau malah menjadi stres????

Fakta lain yang terjadi adalah, orang tua sering membanding-bandingkan dengan orang lain. Yang lebih parah lagi, hal ini ternyata sering dilakukan dihadapan anaknya sendiri. Para orang tua sering kali lupa, bahwa ternyata hal ini bisa berakibat buruk bahkan bisa fatal, misalnya  anak mulai membenci orang tuanya, patah semangat bahkan mulai mogok sekolah. Nah, kalau sudah begini yang jadi sasaran kemarahan pasti si anak. 
Padahal, yang menjadi pangkal permasalahan adalah orang tua!! Hah.... lha kok bisa. Tujuan utama orang tua mendidik anak pasti memberi yang terbaik untuk anaknya (sesuai dengan "ukuran" orang tua masing-masing). Yang menjadi permasalahan sekarang adalah, "ukuran" tiap-tiap orang berbeda. Seberapa pantas "ukuran" yang diberikan untuk anak????
Para pembaca sekalian yang terhormat, blog ini dibuat untuk mengingatkan kita tentang bagaimana cara yang benar membantu anak meningkatkan motivasi belajar.

Berikut ini kami berikan kiat-kiat dalam meningkatkan motivasi belajar anak:
1. Yang dibutuhkan untuk sukses:
    - menanamkan keyakinan bahwa semua pelajar dapat belajar dengan baik
    - memaksimalkan bakat-bakat anak
    - mengikuti sistem supaya anak bisa bisa belajar dengan lebih baik
    - menanamkan sikap kerja keras
    - selalu membantu anak agar sukses di sekolah
    - memenuhi kebutuhan anak antara lain dengan sikap memaafkan, kasih sayang, disiplin, rasa hormat 
    - bekerja sama dengan anak secara baik

2. Ketika mengerjakan sesuatu atau PR, biarkan anak selalu berusaha dan melakukannya sendiri.
Terlalu banyak mengasihani anak malah membuat anak tidak yakin dengan kemampuannya. Anak bisa menjadi serba takut salah karena orang tua over protective (sikap terlalu melindungi).

3. Hindari memberi uang supaya anak mau mengerjakan PR. Karena akan membuat anak menjadi manja dan kurang gigih. 

4. Membantu anak untuk bisa menjadi diri sendiri.
Ini mungkin agak susah, karena kebanyakan anak dipaksa untuk bisa menyamai atau seperti orang tuanya. Tidak jarang, apabila anak tidak bisa mengerjakan sesuatu, kata-kata orang tua yang sering keluar adalah "..... goblok / bodoh / bego / dungu / koplak .... dll". Kalau kata-kata ini yang sering keluar, bisa-bisa anak menjadi kurang PD (percaya diri) atau tidak yakin dengan dirinya sendiri. Untuk itu perlu adanya sikap:
- menerima anak apa adanya
- mengenali potensi anak: jangan biarkan orang lain yang menentukan potensi anak
- hindari bersikap keras, biarkan anak berkembang sesuai dengan kemampuannya

5. Membantu kesuksesan anak di sekolah sebenarnya lebih pada masalah "memperbanyak atau mengurangi":
- Perbanyak mendengar daripada menceramahi
- Perbanyak bertanya daripada mengomel
- Perbanyak memuji daripada mencari kesalahan
- Perbanyak memberi saran daripada memberi nasehat
- Perbanyak menjadi contoh yang baik daripada mengkritik

6. Memberi pujian yang tepat.
Memuji karena cuma sekedar untuk menyenangkan hati anak akan mengurangi nilai yang sebenarnya. Tetapi seharusnya memberi pujian yang tepat akan membuat anak tahu bahwa dia telah melakukan sesuatu yang benar dan sekaligus membuatnya bersemangat supaya berusaha lebih baik lagi.

7. Memberi pengertian apabila anak mengalami kegagalan
Semua orang pasti mengalami kegagalan: entah itu gagal di sekolah, pelajaran matematika, pekerjaan, dll. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana memahami dan menyikapi kegagalan tersebut. Sebagai orang tua perlu mengajari:
a. Cara menyikapi kegagalan dengan sikap dan pikiran positif
b. Cara memahami kegagalan, bahwa semua manusia mempunyai keterbatasan

Demikian tips cara-cara meningkatkan motivasi belajar pada anak. Semoga sharing kecil ini bisa membantu cara belajar anak-anak.

Salam,
Florensius Haryo